1. Pengertian Partikel Dalam Pola Kalimat

Untuk mengutarakan sebuah pernyataan dalam bahasa Jepang, terlebih dahulu kita dituntut untuk mampu memahami fungsi-fungsi partikel yang akan digunakan dalam susunan pola kalimat.

Partikel merupakan bentuk suku kata yang baku secara fungsinya, tidak memiliki arti, namun keberadaannya dalam sebuah kalimat memegang peranan yang sangat penting sebagai penentu arahan dalm kalimat atau pembicaraan. Penggunaan partikel ini, tidak terpengaruh dengan jumlah objek, bahkan waktu layaknya aturan penggunaan “to be” dalam Bahasa Inggris. 

Berikut ilustrasi beberapa partikel yang akan Anda pelajari sebagai dasar untuk menguasai Bahasa Jepang, beserta fungsi dan penempatannya didalam pola kalimat.


  1. wa,  desu,  ka,  dewa arimasen,  mo,  no

  2. ni,  e,  to,  de,  o,  ga


Disini saya sengaja membuat ilustrasi dengan romawi I. dan romawi II., karena saya berusaha mengurutkan sesuai tingkat kesulitan saat belajar. Mudahnya... untuk memasuki pembelajaran fungsi prtikel yang dipilah ke romawi II, ada beberpa hal penting yang harus dipelajari sebogai modal untuk memepermudah pemahaman.


  1. Partikel “ wa”

Partikel ini berfungsi untuk menentukan pokok acuan pembicara dalam Bahasa Jepang. Pokok pembicaraan akan diletakkan mengikuti, atau sebelum diletakannya partikel “wa”.

Contoh :

Watashi   wa  Mulyadi  desu

Saya         Mulyadi

Saya  adalah  Mulyadi

Kalimat tersebut diartikan demikian, namun yang perlu disampaikan dicontoh tersebut adalah, bukan partikel “wa” yang kemudian diartikan “adalah” seperti layaknya “is” dalam Bahasa Inggris, adanya "Wa" dalam contoh tersebut, bermaksut memberikan sudut pandang pembicaraan yang akan di fokuskan kepada kata “Watashi “yang berarti saya yang terletak sebelum partikel wa,

sehingga akan menentukan pokok acuan dalam sebuah kalimat atau pembicaraan, setelah itu baru tentukan maksut dari kata watashi tersebut dengan melihat kata kata pelengkap setelah partikel “wa” tersebut, karena dalam contoh sederhana tersebut langsung menyatakan sebuah nama, yang memang dalam bahasa Indonesia lebihmudah menyatakan "wa" dalam contoh diatas dengan kata sambung adalah. sehingga diartikan "Saya adalah Mulyadi".Masih banyak contoh yang lain lagi yang bisa memberikan gambaran bahwa tidak harus partikel Wa tersebut di artikan adalah.

  1. “desu”

Berfungsi memberikan kesan formal (halus) pada setiap pernyataan yang diakhiri dengan kata benda dan kata sifat.

Contoh :

  • watashi wa Andi desu. ( saya adalah Andi. )

              KB

  • watashi wa sensei desu. ( saya adalah guru. )

    KB

  • anata wa sensei desu ka. ( apakah anda seorang guru ? )

              KB

  • ookii  desu ( besar )


  • kirei  desu ( cantik )

  1. “ka”

Selalu terletak diakhir pernyataan, dengan fungsi membentuk kalimat tanya . Dalam pengucapannyapun identik dengan intonasi yang meninggi. Partikel “ka” ini juga akan menghilangkan penulisan tanda tanya “ ? “di akhir kalimat.

Contoh :

  • Anata wa Andi san desu ka. (Apakah anda saudara Andi? )

  • Anata wa Nihon Jin desu ka. (Apakah anda orang Jepang? )

  1. “dare”

“Dare” digunakan untuk mengungkapkan pertanyaan  ”siapa”

Contoh :

  • Anata wa dare desu ka. ( Anda siapa ? )

  • Ano hito wa dare desu ka. ( Orang itu siapa ? )


Ida : “Anata wa dare desu ka.” ( Anda siapa ? )

Bayu : “Watashi wa Bayu desu.” ( Saya adalah Bayu )


Comments

Popular posts from this blog

Pahami Kata Kerja Bahasa Jepang

Kosakata Penting

Huruf Hiragana & Katakana